Tangerang | Updatetoddaynews.com — Sudah menjadi tradisi orang muslim, Sebanyak 130 lebih yang hadir, Termasuk Tokoh ulama Kiyai, Pemerintahan, dan masyarakat Walau Hujan menguyur Mengiringi Tahlilan, Massyarakat, Desa Sukamanah Selalu Solidaritas, Tak kenal hujan sudah kewajiban mereka yang antusias dan kekompakan.
Saat ada Kematian, berdatangan untuk Dzikir Bersama dan mendoakan almarhum yang sudah meninggal dunia Abah Nasim Bin Saderan Pada malam malam (13/12/2025).
Setelah penimbunan jenazah yang meninggal selesai dilakukan di kuburan, kemudian dilanjutkan dengan beberapa acara, dan menjadi kebiasaan di Pemakaman Umum Desa Sukamanah oleh seorang tuan guru pada saat menyampaikan kata takziah dan sambutan atas nama keluarga menyampaikan undangan tahlilan sejak malam pertama hingga malam ke 40 hari meninggalnya si mayit. Para tuan guru juga menjelaskan manfaat pahala tahlilan kepada si mayit agar keluarga dan masyarakat sekitar bisa termotivasi melaksanakan dan menghadirinya. Undangan tak hanya disampaikan oleh tuan guru di kubur namun diumumkkan oleh marbot melalui pengeras suara di masjid jami’ nurul Ikhwan, kampung Salimah, RT.15/05, Desa Sukamanah, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang, Banten.
Acara tahlilan atau yang akrab disebut “Doa dzikir” mulai malam pertama hingga malam ke 40 hari s/d 100 harinya yang berkembang di tengah masyarakat desa Sukamanah pada umumnya dilaksanakan untuk mendoakan orang yang telah meninggal. Selain diisi dengan dzikir, mengingat Allah dan kekuasaanNya dan do’a. Tahlilan juga merupakan wujud rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah yang sering didahului dengan pembacaan fatihah, surah Yasin secara berjamaah dan diakhiri dengan doa pusaka serta doa-doa tahlil untuk mayit.
Secara harfiah, tahlilan (bekeluhu) adalah dzikir yang dibaca untuk membantu orang yang sudah meninggal dalam peringatan 1-9 hari, 40 hari, 100 hari, 365 hari, 1000 hari. Pahala bacaan-bacaan dzikir ini dikhususkan bagi yang sudah meninggal. Dalam tradisi umat muslim ini biasanya masyarakat yang hadir diberikan sedekah jajan yang diberikan oleh keluarga kepada yang hadir di acara tahlilan pahalanya dikhususkan kepada yang sudah meninggal. Selain itu manfaat bekeluhu ini juga untuk orang yang bertahlil tersebut dan menjadi sarana mendoakan para leluhur yang telah dipanggil Allah SWT.
Mendoakan orang yang sudah meninggal merupakan kewajiban bagi muslim yang masih hidup, apalagi yang meninggal itu adalah anggota keluarga atau orang tua kita. Salah satu akhlak mulia termasuk mendoakan orang yang meninggal dunia.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Seorang mayat dalam kuburnya seperti orang tenggelam yang sedang meminta pertolongan. Dia menanti-nanti doa ayah, ibu, anak, dan kawan yang terpercaya. Apabila doa itu sampai kepadanya, itu lebih ia sukai daripada dunia berikut segala isinya. Dan sesungguhnya Allah menyampaikan doa penghuni dunia untuk ahli kubur sebesar gunung. Adapun hadiah orang-orang yang hidup kepada orang-orang mati ialah memohon istighfar kepada Allah untuk mereka dan bersedekah atas nama mereka.” (HR Ad-Dailami)
Di hadis lain, Rasulullah SAW juga bersabda:
Apabila salah seorang mendoakan saudaranya sesama muslim tanpa diketahui oleh yang didoakan, maka para Malaikat berkata ‘Amin’ dan semoga engkau memperoleh pula seperti apa yang engkau doa kan itu.” (HR Muslim dan Abu Daud)
Bekeluhu biasanya di laksanakan setelah sholat Magrib di rumah orang meninggal, rumah keluarganya dan diikuti oleh keluarga, tetangga, kerabat,sahabat maupun masyarakat sekitar baik laki-laki,wanita, tua,muda,anak-anak ikut dalam bekeluhu ini.
Selain bekeluhu setelah sholat Magrib yang diikuti oleh banyak orang, ada juga ritual tahlilan (bekeluhu) pada malam tertentu yakni malam ketelu (malam ke-3) disebut zikir nelung, malam kepituq (ke-7) disebut zikir mituq ini biasanya dilaksanakan sore hari atau setelah sholat magrib, keluarga yang meninggal mengundang beberapa keluarga dan tetangga terdekat secara terbatas kemudian setelah zikir mereka yang hadir disuguhi makanan.
Setelah masuk hari ke sembilan, keluarga melakukan acara tahlilan/zikir peringati sembilan hari yang disebut “nyiwak” dengan mengundang beberapa tuan guru dan masyarakat yang dilaksanakan pada pagi hari sekitar pukul 06.30 wita atau kadang-kadang dilaksanakan setelah magrib sebagai do’a bersama sama kepada orang yang meninggal dunia.
Lalu apa manfaat lain dalam pelaksanaan tahlilan (bekeluhu) ini diantaranya adalah :
1. Mempererat Silaturrahim
Membaca tahlil secara bersama-sama di rumah orang yang meninggal ketika di hari pertama hingga hari kesembilan, bisa mempererat tali silaturrahim di antara tetangga. Dengan kita hadir dan menahlili orang yang meninggal, maka akan membuat keluarga yang ditinggalkan memiliki perasaan tenang karena ada orang yang mau memohonkan ampunan bagi keluarganya yang sudah meninggal.
2. Mengingatkan pada Kematian
Hadir dalam sebuah tahlilan juga akan membuat kita mengingat pada kematian.Dengan mengingat mati inilah, setidaknya orang akan memilih untuk bertaubat dan membuatnya lebih sering memohon ampunan kepada Allah SWT.
3. Membantu Memperlancar Bacaan Al-Qur’an
Bacaan-bacaan tahlilan sebagian besar berasa dari Al-Qur’an. Ketika seorang belum terlalu lancar di dalam membaca Al-Qur’an, maka dengan ikut tahlilan, ia akan terbiasa mengikuti bacaan tahlil yang dibacakan oleh orang banyak. Dengan begitu, orang tersebut secara tidak langsung telah melatih bacaan Al-Qur’annya.
4. Menghibur Keluarga yang meninggal (takziah)
Hadirnya masyarakat, tetangga, bahkan keluarga jauh dan berkumpul di dalam sebuah ritual tahlilan, akan menjadikan keluarga yang ditinggalkan bisa terhibur.
5. Memohonkan Ampun atas Dosa Yang Meninggal
Dengan adanya tahlilan, orang-orang yang hadir di dalam ritual tahlilan tersebut juga akan mendoakan almarhum/almarhumah.
Semoga tradisi baik (sunnatan hasanah) ini terus terawat dengan baik dan terwariskan pada generasi selanjutnya. Dan kita yang masih hidup semakin termotivasi atau geger girang hadiri bekeluhu ini. Aamiin. Penulis
(Raden Oji, C.B.J)













