KALBAR – UTNews.com, Hujan lebat Selama sehari semalaman sudah sering terjadi, khususnya di daerah transmigrasi sei durian darat, Kampung objek Sidomulyo desa limbung kecamatan sungai raya kabupaten kubu raya propinsi Kalimantan barat. Yakni transmigrasi tahun 1950 era pemerintahan presiden Sukarno, Tepatnya di sebelah barat bandar udara internasional Supadio.(14/7/2021)
Musdi Temon Ketua BPD (Badan Permusyawarahan Desa) ,Lahan transmigrasi sui durian ini yang di peroleh dari pemberian pemerintah melalui dirjen transmigrasi waktu itu seluas ± 1. 020 ha. Secara keseluruhan adalah lahan pertanian produktif tanaman sayuran dan palawija dimana sebagian dari lahan tersebut difungsikan sebagai lahan permukiman yang saat ini ditempati warga masyarakat tidak kurang dari 1000 KK, Dimana pekerjaan pokok warga masyarakat trans 1950 adalah sebagai petani yang kesehariannya bekerja mengelola lahan tersebut sebagai lahan pertanian tanam sayur sayuran dan palawija.
Namun pada hujan yang terjadi saat ini 13 Juli 2021 malam Mengakibatkan banjir yang terjadi diluar biasanya. Lahan pertanian dan lahan perumahan yang biasanya tidak terendam oleh air hujan dan hanya acab saja,Saat ini menjadi terendam oleh air yang menggenangi dan membanjiri tanaman dan segala yang tumbuh diatasnya seperti merendam tanaman jahe, tomat,Kunyit,ubi, sayuran dan palawija Padahal tingkat curah hujan yang terjadi tidak jauh berbeda dengan curah hujan sebelumnya.ucapan Musdi temon
Di lokasi yang sama Tokoh masyarakat (Tukirin) menuturkan Rumah rumah penduduk yang biasanya tidak terendam pun saat ini pada terendam dari setinggi mata kaki sampai setinggi lutut orang dewasa.
Dari kejadian banjir yang terjadi karena curah hujan pada malam tadi mengakibatkan ratusan hektar lahan pertanian, lahan tanaman sayur, bahkan tanaman sayur dan palawija ludes habis terendam air, sehingga 1000 KK warga trans terancam gagal panen sayuran dan palawija serta Peternak sapi kambing dan ayampun Ter ancam akan sakit dari sebab kedinginan karena kandangnya acap dan dingin.
Banjir yang terjadi kali ini rata rata setinggi mata kaki sampai dengan 1 meter, Dan terjadi dari akibat daya tampung dan pembuangan irigasi yang tidak memadai.ucapnya
Ketua tani Mujito menjelaskan,Banyaknya lahan hutan disekitar wilayah transmigrasi yang sudah ber alih fungsi dan tidak dibarengi dengan pembuatan irigasi di kawasan permukiman dan pertanian penduduk mengakibatkan terjadinya pembinasaan tanaman pertanian sayuran dan palawija, padahal tanaman tanaman tersebut adalah tulang punggung ekonomi warga trans,
Dengan adanya hujan yang tidak tertampung oleh hutan/irigasi dan tidak segera tersalurkan ke sungai secara langsung, cepat dan lancar, Maka hal seperti ini menjadi penyebab utama kerugian warga petani.
Pemerintah daerah kubu raya telah berbuat untuk melakukan perawatan irigasi berupa perawatan tersier tersier yang ada. Namun oleh karena keterbatasan anggaran perawatan tersebut blom cukup untuk menjadikan irigasi yang memadai. Bahkan masih banyak saluran tersier tersier yang blom terawat
Oleh karenanya
Sangat diharapkan adanya uluran tangan dari pemerintah pusat Guna perbaikan dan pembuatan saluran irigasi, serta perbaikan dan pembangunan jalan akses pertanian dan jalan permukiman penduduk yang sesuai pada kebutuhan lahan pertanian dan permukiman warga transmigrasi tahun 1950.
Agar tidak lagi terjadi pembinasaan pertanian warga trans secara menyeluruh dan spontan
Yang meng akibatkan terjadinya gagal panen yang seharusnya bisa tidak terjadi.tutup mujito
(red)