Jakarta, Updatetodaynews.com – Karena dianggap akan menimbulkan kerumunan di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, petugas tiga pilar bubarkan rombongan Laskar Merah Putih (LMP) yang berencana mengibarkan bendera merah putih di Jembatan Pantai Indah Kapuk (PIK) pada Selasa (17/8/2021).
Panglima LMP Daenk Jamal mengungkapkan, “tujuan pihaknya berencana mengibarkan bendera merah putih di jembatan PIK, untuk menghilangkan stigma masyarakat bila kawasan tersebut milik orang asing.
“Sebenarnya itu lah tujuan kami datang kemari, membuktikan bahwa kami anak bangsa bisa berdiri tegak di sini, area Pantai Indah Kapuk,” ujarnya di lokasi.
Namun, karena niatnya terbentur aturan PPKM dirinya ikhlas menerima larangan pengibaran bendera tersebut.
“Kami terima dengan lapang dada karena kami tidak mau ada gesekan dengan siapa pun karena kami cinta NKRI,” ucapnya.
Sementara Wakapolsek Metro Penjaringan AKP Arnold Simanjuntak mengatakan, “tidak diizinkannya pembentangan bendera tersebut karena dikhawatirkan akan menimbulkan kerumunan yang berpotensi besar terjadi penularan Covid-19.
“Kami kepolisian memutuskan berkoordinasi dengan pihak Koramil juga kita tidak memberikan izin tersebut karena ini kan masih PPKM sehingga itu dapat menimbulkan kerumunan,” tegasnya.
AKP Arnold menerangkan, meski pembentangan bendera dilakukan oleh 20 orang dari pihak LMP, namun dikhawatirkan masyarakat sekitar akan menyaksikan sehingga terjadi kerumunan.
“Jadi kita tidak memberikan izin, dari pimpinan juga tidak memberikan izin,” pungkasnya.
Sekitar 09.00 WIB, sempat terjadi adu argumen antara pihak LMP dan Tiga Pilar saat dilakukan larangan pembentangan bendera di jembatan PIK.
Jembatan PIK pun ditutup sementara dan lalu lintas menuju Pantai Maju dialihkan sehingga menimbulkan kemacetan.
Danramil-02/Penjaringan Mayor Inf Steven Surbakti, mengatakan, “kegiatan berbentuk apapun menjelang detik-detik Proklamasi kemerdekaan itu dilarang.
Namun, pihak LMP bersikeras untuk membentangkan bendera di jembatan PIK dengan alasan mereka adalah anak bangsa.
Sehingga kita berikan edukasi bahwasanya seluruh warga yang ada di negara ini adalah anak bangsa. Tetapi dalam kondisi pandemi Covid-19 ini maka semua kegiatan dilakukan secara virtual guna memutus rantai Covid-19, tanpa mengurangi rasa nasionalisme,” tegasnya.
Setelah diberikan pemahaman, akhirnya puluhan anggota LMP pun mengerti dan membubarkan diri secara tertib.
Jembatan PIK yang semula ditutup pun, saat ini sudah dibuka kembali untuk umum.
(Wawan/red)